Minggu, 05 Januari 2014

Makalah Sistem Informasi Manajemen Pendidikan


IMPLEMENTASI  SISTEM INFORMASI
MANAJEMEN PENDIDIKAN





Makalah Kelompok
Dipresentasikan dalam Forum Seminar Kelas Mata Kuliah
SISTEM  INFORMASI MANAJEMEN PENDIDIKAN
Konsenterasi Pendidikan Kepengawasan PAI-2
Semester III Tahun Akademik 2013/2014


Oleh :
SUPARMAN TOAHA
NIM: 80100212143

SURIATI DULLAH
NIM: 80100212144

SURYANAGARA
NIM: 80100212145


Dosen Pemandu:
Dr. Muljono Damopolii, M.Ag.
Dr. Muhammad Yaumi, M.Hum., M.A.





PROGRAM PASCASARJANA
UIN ALAUDDIN MAKASSAR
2013
IMPLEMENTASI  SISTEM MANAJEMEN
INFORMASI PENDIDIKAN
Oleh: Suparman, Suriati Dullah dan Suryanagara
I.   PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi oleh ma­sya­­­ra­­kat sekarang ini sudah menjadi biasa, tidak lagi menjadi impian yang sulit diwujud­kan, termasuk pemanfaatannya di dunia pendidikan. Mengingat pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk dunia pendidikan sudah menjadi bagian yang tak terpisahkan, diperlukan pemasyarakatan sekaligus imple­­­men­­tasi sistem infor­masi manajemen pendidikan yang tepat agar pelaksanaan dan peman­faatannya optimal sesuai dengan kepentingan dan sasaran dunia pendidikan.
Zulkifli Amsyah menyatakan Berkembangnya teknologi informasi dan komunikasi telah membuka kemung­­kinan-kemungkinan kegiatan yang sebelumnya sulit atau bahkan tidak bisa dilakukan, saat ini dengan mudah bisa dilakukan, misalnya kegiatan berkirim informasi ataupun kegiatan-kegiatan pendidikan secara online. implementasi tekno­logi informasi dan komunikasi beserta komponen infra strukturnya benar-benar telah menandai terjadi­nya revolusi peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam sistem orga­nisasi dapat di selesaikan secara cepat, akurat, efektif dan efisien.
bahwa Perkembangan perangkat keras dan perangkat lunak jaringan, sekarang lebih meningkatkan efiiensi, produktivitas, dan kecepatan pekerjaan dan pelayanan pelanggan.[1] Di abad teknologi informasi dan komunikasi sekarang ini segala macam ben­tuk teknologi informasi dan komunikasi dapat diperoleh dengan cara yang relatif mu­dah dengan menggunakan teknologi informasi dan komunikasi yang ring­kas dan cang­­gih, dilihat dari trend perkembangan software dan hardware.
Pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan idealnya adalah bagaimana para pengambil keputusan bidang pendidikan misalnya, berapa jumlah sumber daya manusia pendidikan yang dibutuhkan, jenis sekolah, tingkatan sekolah, pelaksanaan kurikulum perkembangan lembaga pendidikan, yang dapat memperbaiki proses manajemen pendidikan masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang.[2] Dalam dunia pendidikan penggunaan dan pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan tidak dapat dipisahkan dari aktivitas pendidikan itu sendiri.
Kedua bidang ini saling membutuhkan satu sama lain. Dalam menggam­barkan hubungan kedua aspek tersebut, manajemen menilai pendidikan sebagai penggerak pada sistem informasi manajemen pendidikan, sekaligus sistem infor­masi manajemen pendidikan sebagai penentu proses manajemen pendidikan.[3]
Meningkatnya ilmu pengetahuan dan teknologi terutama pada bidang Kom­­­­­­pu­­­­terisasi telah menunjukkan bahwa perkembangan tersebut dapat memban­tu memecahkan masalah pada proses implementasi sistem informasi manajemen pendidikan. Menurut Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa:
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembe­lajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual, keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.[4]
Implementasi sistem informasi mana­jemen pendidikan adalah sebagai pendukung kegiatan fungsi manajemen seperti planning, organizing, actuating, controlling dalam rangka menunjang tercapainya sasaran dan tujuan fungsi-fungsi operasional dalam organisasi pendidikan.[5] dalam rangka untuk menunjang tercapainya sasaran dan tujuan fungsi-fungsi operasional dalam organisasi pendidikan.
Mencermati berbagai fenomena dari perkembangan sistem informasi manajemen pendidikan dan pemanfaatannya di dalam dunia pendidikan saat ini maka bagaimana seharusnya pihak-pihak terkait mengantisipasi perkembangan sistem informasi manajemen pendidikan serta pemanfaatannya tanpa kehilangan kontrol dan landasan organisasi pendidikan yang antara lain menyangkut efektivitas dan efisiensinya.
B. Rumusan Masalah
Berawal dari deskripsi latar belakang masalah di atas maka yang menjadi po­ko­k permasalahan yang akan dijadikan kajian utama  dalam makalah ini adalah bagaimana implementasi sistem informasi manajemen pendidikan? Untuk mengkaji pokok permasalah­an tersebut maka penulis mem-breakdawn ke dalam beberapa submasalah yaitu:
1.    Bagaimana bentuk implementasi sistem informasi manajemen pendidikan?
2.    Bagaimana dampak implementasi sistem informasi manajemen pendidikan terhadap etika dan sosial?
3.    Bagaimana hasil implementasi sistem informasi mana­jemen pendidikan?



II.   PEMBAHASAN

A. Bentuk Implementasi Sistem Informasi Manajemen Pendidikan
Seiring majunya peradaban dunia dan dinamika kehidupan penduduk bumi yang cenderung vertikal, tidak jarang menimbulkan gejolak kehidupan sosial. Permasalahan sosial selalu timbul setiap saat dikarenakan sangat cepatnya arus globalisasi. Sarlito W. Sarwono, menyatakan bahwa:

Maju dan berkembangnya peradaban dunia juga mempengaruhi alat pendu­kung­nya, diantaranya adalah teknologi komunikasi yang penggunaanya sebagai alat bantu untuk memproses dan mentransfer perangkat data informasi yang dibutuhkan, teknologi komunikasi pula sebagai sebab masuknya norma  dan nilai baru dari luar yang pada gilirannya norma dan nilai baru ini masuk ke dalam lingkungan kehidupan keluarga dan masyarakat.[6]
Era baru dalam dunia pendidikan, yaitu diperlukannya reformasi pendidikan yang berkaitan erat dengan sistem informasi yang dibutuhkan dalam pengembangan dunia pendidikan. Konsep ini memiliki nuansa bagaimana dunia pendidikan berusaha menggunakan perangkat komputer, yang dapat di aplikasikan sebagai sarana komunikasi untuk meningkatkan kinerja dunia pendidikan secara signifikan
 Sistem informasi manajemen marupakan sistem operasional  yang malaksanakan beraneka-ragam fungsi untuk menghasilkan luaran yang berguna bagi pelaksanaan operasi dan manajemen organisasi yang bersangkutan.[7] Penerapan sistem informasi manajemen pada kehidupan sehari-hari kini makin banyak dijumpai. Selain seperti pada bisnis, perbankan, pemerintahan, ataupun perhotelan. Dalam dunia pendidikan (SIMDIK) pun sistem informasi manajemen serta teknologi informasi sangatlah mendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran.
Dewasa ini perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dan komuni­kasi telah berjalan dengan sangat pesat. Berbagai kemudahan memperoleh infor­masi dari berbagai penjuru dunia dalam hitungan detik, yang pada “zaman batu“  dianggap sebagai sesuatu yang tidak mungkin, kini telah menjadi kenyata­an.
Implementasi pendidikan di masa mendatang akan mengalami perubahan paradigma secara mendasar, khususnya yang disebabkan oleh aplikasi teknologi infrmasi yang mempercepat transfer ilmu pengetahuan. Jenis teknologi yang secara langsung berpengaruh kuat  pada pelaksanaan pendidikan adalah komuni­kasi TV, radio, komputer, jaringan internet, yang dapat dikontruksi untuk suatu proses pembelajaran.[8] 
Dalam dunia pendidikan di Indonesia, sudah banyak memanfaatkan  infor­ma­si tersebut. Dengan Teknologi informasi akan memberikan nilai tam­bah dalam proses pembelajaran dan pengelolaan sekolah lainnya. Dalam peman­faatan  teknologi informasi diharapkan tingkat daya pikir serta kreativitas guru dan peserta didik serta masyarakat dapat berkembang. Pada proses pengelolaan sekolah yang modern berbasis teknologi informasi semakin banyak sekolah yang menerapkan Sistem Informasi Manajemen Sekolah (SIM Sekolah), baik yang merancang sendiri, program dari pemerintah maupun dikerjakan secara profesional oleh tenaga ahli.
Penggunaan sistem informasi manajemen sekolah tidak hanya sebagai proses otomatisasi terhadap akses informasi, tetapi juga menciptakan akurasi, kecepatan, dan kelengkapan sebuah sistem yang terintegrasi, sehingga proses organisasi akan berjalan dengan efisien, terukur dan fleksibel.
Di dunia pendidikan, banyak sekali lembaga pendidikan yang berhasil mengembangkan teknologi informasi dalam mendukung proses pembelajarannya, baik di dalam maupun di luar negeri  sehingga dapat mengadopsi pola pembelajaran yng lebih mudah, cepat, memiliki nilai tambah serta inovatif dalam mencari formulasi baru untk memberikan tambahan ilm maupun keterampilan bagi peserta didiknya.[9] Sekolah yang melakukan pelayanan terhadap siswa merupakan institusi yang sangat membutuhkan kehadiran teknologi informasi sebagai pendukung peningkatan kualitas pelayanan. 
Sistem informasi manajemen Sekolah dapat dikatakan berjalan apabila semua komponen sekolah dapat menggunakan dan memanfaatkan sistem itu sendiri.  Sebagai contoh ada suatu sistem informasi sekolah lengkap dan terpadu yaitu Integrated School Information System (I-SIS) yang memiliki fasilitas terpadu atau terintegrasi jadi satu mulai dari database peserta didik, guru, Bimbingan dan Konseling, kartu pelajar barcode, absensi siswa, guru pegawai, nilai (ulangan, UTS, UAS, try out dll) Rapor otomatis, pembayaran, SMS Gateway.  Selain itu I-SIS juga bisa terhubung dengan Scanner LJK bila ulangan atau ujian menggunakan lembar jawaban komputer maka scanner akan otomatis mengirim nilai ke database sistem, untuk absensi siswa, guru dan pegawai dapat menggunakan sidik jari yang otomatis terlapor ke wali siswa bila siswa bolos atau alpha. Manfaat untuk guru bidang studi nilai akan diolah otomatis tinggal memasukan rumus sesuai keinginan masing-masing guru, ledger dan rapor juga otomatis tinggal print.
Aplikasi SMS Gateway sistem atau biasa disebut SMS Smart School ini juga mudah karena dikelola sendiri oleh sekolah jadi biaya akses lebih murah dan mudah dipantau. Dengan SMS Smart School wali siswa dapat menerima laporan otomatis dari sekolah misalnya : nilai (ulangan, Ujian, Try out, Unas), absensi siswa, pelanggaran disiplin, pembayaran, data guru dan informasi sekolah lainnya. Selain terkirim otomatis wali murid juga bisa mengirim permintaan info sekolah melalui SMS. Dengan SMS ini guru juga bisa mengirim tugas rumah atau soal melalui SMS, Kepala sekolah bisa memantau aktivitas di sekolah melalui hand­phone. Dalam sistem ini juga dilengkapi aplikasi perpustakaan, piket, bel sekolah dan lain-lainnya. Waktu yang dibutuhkan implementasi I-SIS sampai berjalan hanya 3 hari termasuk training dan pelatihan. Gambaran di atas adalah sebuah sistem informasi manajemen sekolah yang saat ini sangat diperlukan dalam pengelolaan sekolah yang modern berbasis teknologi informasi yang sangat bermanfaat untuk efisiensi kerja, meningkatan mutu pembelajaran maupun efisiensi biaya.
Pada pelaksanaan implementasi sistem informasi manajemen sekolah,  suatu sistem dapat dikatakan berjalan baik dan normal apabila semua komponen sekolah mulai guru, bimbingan konseling, tata usaha, bendahara dan juga kepala sekolah bisa menggunakan dan memanfaatkan fasilitas sesuai dengan kebutuhan masing-masing dan tidak tergantung pada administrator sekolah.
Manajemen pendidikan merupakan sekumpulan fungsi untuk menjamin
Efisiensi dan efektivitas pelayanan pendidikan, melalui perencanaan, pengambilan keputusan, perilaku kepemimpinan, penyiapan alokasi sumber daya, stimulus dan koordinasi personil, penciptaan iklim organisasi yang kondusif, serta penentuan pengembangan fasilitas untuk memenuhi kebutuhan siswa dan masyarakat di masa depan. Sehingga dapat dikatakan bahwa manajemen pendidikan pada haki­katnya adalah menyangkut tujuan pendidikan, manusia yang melakukan kerjasama, proses sistemik dan sistematik serta sumber-sumber yang didaya­gunakan. Sehingga dapat dinyatakan bahwa manajemen pendidikan adalah suatu cabang ilmu manajemen pendidikan yang mempelajari penataan sumber daya manusia, kurikulum, fasilitas sumber belajar, dana serta upaya mencapai tujuan lembaga secara dinamis. Pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan terdiri atas unsur input, proses dan output.
Apabila unsur-unsur tersebut diterapkan pada sekolah, maka akan terlihat sebagai berikut :
1.      Input terdiri atas kurikulum,kesiswaan,kepegawaian, sarana dan prasarana, hubungan sekolah dengan masyarakat, keuangan, marketing dan sim bio­da­ta smk ;
2.      Proses dapat dilakukan dengan manual dan bantuan computer. Proses manu­al dengan cara konvensional sedangkan proses dengan bantuan computer mempersyaratkan kondisi tertentu, yaitu : adanya struktur organisasi dan pro­sedur yang pasti, tersedia data, adanya pengelolaan dan pemeliharaansystem;
3.      Output merupakan informasi yang disajikan untuk pimpinan
(kepala sekolah) atau pihak lain yang membutuhkan sebagai bahan dalam
membuat atau mengambil keputusan.
Proses penerapan pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan
berbasis computer, harus di ketahui bagaimana proses dan alur penanganan infor­masi di sekolah, yaitu :
a.    Proses perencanaan data, menetapkan tujuan, jenis data dan waktu
peng­­um­­­pulan data;
b.    Proses pengorganisasian data, menentukan tugas dan ruang lingkup data yang ditangani oleh sekolah ;
c.    Proses pengumpulan dan penyiapan data, menentukan metode , menentukan
sumber data, dan menyusun pengumpulan data, serta pelaksanaan pengum­pulan data;
d.    Proses pengolahan data, menentukan format sajian, menyesuaikan permintaan informasi dan mengamankan informasi;
e.    Proses penyajian laporan, menganalisis dan menginterprestasikan hasil olahan
data serta mengamankan hasilnya.
Untuk melihat sampai sejauh mana proses implementasi Pengelolaan sistem informasi manajemen pendidikan, sebagai kepala sekolah mempunyai beberapa kriteria dalam menjalankan sistem informasi manajemen pendidikan antara lain sebagai berikut :
1) Dapat menentukan pendekatan yang tepat dalam merencanakan sistem Infor­masi manajemen pendidikan di sekolahnya.
2) Penerapan sistem informasi manajemen pendidikan secara efektif dan efisien
oleh kepala sekolah ditunjukkan dengan kemampuan: mengumpulkan data
secara komprehensif sesuai dengan kebutuhan, mampu mengolah data dengan
menjadi informasi yang tepat, mampu menggunakan sistem informasi manaje­men pendidikan sebagai hasil olahan dalam mengambil keputusan.
Dalam pelaksanaan administrasi sistem informasi digunakan beberapa Ma­cam administrasi yaitu administrasi ketatausahaan, administrasi guru dan penga­jaran. Pengelolaan dan pelaksanaan SIMDIK telah banyak membantu, memperlancar dan mempermudah pelaksanaan administrasi ketatausahaan di sekolah. Hal ini disebabkan karena segala informasi maupun data yang menyangkut administrasi sekolah telah tersimpan sehingga dapat memperlancar kegiatan akademik, tersedianya informasi yang dibutuhkan, secara cepat dan tepat, pekerjaan akan lebih efektif dan efisien.
Kriteria atau ukuran keberhasilan manjemen pendidikan adalah produkti­vitas pendidikan, yang dapat dilihat pada produk, hasil atau efektivitas dan pada proses, suasana atau efisiensi. Kriteria keberhasilan memerlukan proses manaje­men pendidikan, minimal meliputi perilaku manusia dalam berorganisasi.
Perilaku manusia dalam berorganisasi dapat dinyatakan dalam bentuk perencanaan, pelaksanaan, pengawasan atau pengendalian termasuk memimpin.
Organisasi yang menjadi tempat untuk membina dan mengembangkan karir-karir sumber daya manusia, memerlukan manajer yang mampu meren­canakan, melak­sanakan, memimpin dan mengendalikan agar organisasi dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Ada tiga hal penting yang perlu dicermati dari definisi tersebut antara lain proses, pendayagunaan seluruh sumber organisasi dan penca­paian tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Dalam manajemen pendidikan, pengarahan ini bersifat sangat kompleks karena disamping menyangkut manusia juga menyangkut berbagai tingkah laku dari manusia manusia itu sendiri. Manusia dengan berbagai tingkah laku yang berbeda-beda, memiliki pandangan serta pola hidup yang berbeda pula. Oleh karena itu, pengarahan yang dilakukan oleh pimpinan harus berpegang beberapa prinsip, yaitu :
1) Prinsip pengarahan pada tujuan ;
2) Prinsip keharmonisan dengan tujuan ;
3) Prinsip kesatuan komando.
Pendelegasian wewenang bersifat lebih umum. Pemimipin melimpahkan
sebagian dari wewenang yang di milikinya kepada bawahan melalui Job Discription (jabaran tugas) pada masing-masing personil. Secara praktis fungsi Actuating ini merupakan usaha untuk menciptakan iklim kerjasama diantara staf pelaksana program sehingga tujuan organisasi dapat tercapai secara efektif dan efisien. Fungsi actuating tidak terlepas dari fungsi manajemen melalui penentuan masalah, penetapan tujuan, penetapan tugas dan sumber daya penunjang, meng­ge­rakkan dan mengarahkan, memiliki keberhasilan sumber daya manusia.
B. Dampak implementasi sistem informasi manajemen pendidikan terhadap etika dan sosial
Meningkatnya penggunaan komputer menjadi perhatian yang semakin besar, terutama pengaruhnya terhadap etika dan sosial di masyarakat pengguna. Di satu sisi, perkembangan teknologi komputer sebagai sarana informasi membe­ri­kan banyak keuntungan, salah satu manfaatnya  bahwa informasi dapat dengan mudah diperoleh dan pengambilan keputusan dapat dengan cepat dilakukan seca­ra lebih akurat, tepat dan berkualitas, namun di sisi lain perkembangan teknologi informasi, khususnya komputer menimbulkan masalah baru.
Melihat perkembangan teknologi informasi yang begitu cepat serta penggunaannya yang sangat banyak diminati khususnya oleh organisasi pendidikan memunculkan beberapa dampak positif dan negatif. Menurut Eti Rochaety dampak positif diterapkannya teknologi informasi pada organisasi pendidikan adalah kinerja organisasi lebih efisien karena teknologi informasi dapat menghapus posisi penyambung komunikasi dari dua tempat yang berkepentingan, juga menghapuskan batas waktu untuk operasi internasional. Selain itu peserta didik atau mahasiswa bisa melaksanakan pembelajaran dengan berbasis internet yang biasa disebut dengan e-learning sehingga pembelajarannya lebih praktis dan hasil atau mutu dari pembelajarannya tidak kalah bagus dengan pembelajaran klasikal.[10]
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa dampak negatif yang dimunculkan dari diterapkannya teknologi informasi ini di organisasi pendidikan adalah terjadinya pengurangan tenaga kerja karena pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh manusia sudah tergantikan oleh teknologi inforasi yang berkembang. Hal ini akan menyebabkan bertambahnya angka pengangguran.
Secara umum perkembangan teknologi informasi ini mengganggu hak pri­vasi individu, bahwa banyak sekarang penggunaan komputer sudah di luar etika penggunaannya  misalnya; pemanfaatan teknologi komputer dengan mudah dapat mengakses data dan informasi dengan cara yang tidak sah, belum lagi ada seba­ha­gian orang yang memanfaatkan komputer dan internet untuk mengganggu orang lain dengan tujuan sekedar untuk kesenangan atau hobi, adapula yang memanfaatkan teknologi  komputer ini untuk melakukan tindakan kriminal.
Bukan suatu hal yang baru bila kita mengamati bahwa dengan kemajuan teknologi, semakin meningkat pula kejahatan dengan memanfaatkan teknologi informasi ini. Kejahatan yang di maksud tersebut adalah salah satu dampak teknologi informasi  terhadap etika dan sosial seperti kriminalitas ataupun penipuan.
Dari berbagai uraian di atas, penulis dapat menarik suatu gambaran bah­wa teknologi informasi yang berkembang cepat membawa dua dampak yaitu positif dan negatif. Namun, terlepas dari dampak tersebut, terlihat bahwa berba­gai organisasi khususnya organisasi pendidikan menyambut dengan baik perkem­bang­an teknologi informasi. Hal ini dapat dibuktikan dengan semakin banyaknya sekolah dan universitas yang menerapkan teknologi informasi. Keputusan yang diambil oleh sekolah dan perguruan tinggi dalam menerapkan teknologi informa­si memang sangat baik apabila disesuaikan dengan kondisi dari sekolah atau univer­sitas karena memang banyak sekali manfaat serta dampak postif yang diper­oleh dari penerapan teknologi informasi. Namun, sekolah dan universitas juga harus mempersiapkan strategi untuk menghadapi dampak negatif dari penerapan teknologi informasi yaitu pengurangan tenaga kerja yang nantinya berimbas pada meningkatnya angka pengangguran. Untuk itu, diperlukan suatu strategi untuk mengatasi maslah tersebut. Salah satu caranya adalah memadukan antara teknologi informasi dengan sumber daya manusia agar tidak terjadinya peningkatan pengangguran.
Penghematan waktu dan kecepatan penyajian informasi akibat penerapan teknologi informasi tersebut akan memberikan kesempatan kepada guru dan pengurus sekolah untuk meningkatkan kualitas komunikasi dan pembinaan kepada siswa. Dengan demikian siswa akan merasa lebih dimanusiakan dalam upaya mengembangkan kepribadian dan pengetahuannya.
C. Hasil implementasi sistem informasi manajemen pendidkan 
Teknologi informasi sekarang ini berkembang begitu pesatnya sehingga implementasi tekno­logi informasi dan komunikasi beserta komponen infra strukturnya benar-benar telah menandai terjadi­nya revolusi peradaban yang memungkinkan pekerjaan-pekerjaan dalam sistem orga­nisasi dapat di selesaikan secara cepat, akurat, efektif dan efisien.
Pemanfaatan sistem informasi manajemen khususnya dalam bidang pendidikan sudah sangat diperlukan dalam pengelolaan, baik dalam hal pengelolaan administrasi akademik, akademik kepegawaian, administrasi pelaporan dan masih banyak lagi bidang-bidang lain yang membutuhkan layanan Sistem Informasi Manajemen Pendidikan. Kebutuhan aplikasi database yang dapat mengelola data dan informasi sekolah, manajemen sekolah dan komite-komite pengajaran dan pembelajaran, juga mengangkat kebutuhan untuk menjadikan laporan-laporan dari sekolah secara cepat dan valid kepada instansi terkait seperti laporan ke Dinas Pendidikan Kabupaten/Kota maupun ke Kementrian Pendidikan Nasional.[11]
Mengingat peran sistem informasi manajemen yang begitu penting sangat diperlukan oleh suatu lembaga/satuan pendidikan. Upaya dan usaha menerapkan IT dalam menunjang kelancaran kinerjanya, dengan kondisi semacam itu seluruh tenaga kependidikan dan pendidik terus melakukan upaya-upaya untuk memperbaiki sistem-sistem yang sudah ada.
Teknologi informasi juga merupakan salah satu senjata pesaing. Hal ini tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi dalam aktivitas operasional lembaga pendidikan, bahkan untuk menjadi pilihan masyarakat saat ini, lembaga pendidikan harus memiliki sperangkat teknologi informasi yang memadai.[12]
            Dalam rangka memberdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah. Sebuah komitmen terhadap kualitas pendidikan. Terkait dengan visi tersebut telah ditetapkan serangkaian prinsip penyeleng­garaan pendidikan untuk dijadikan landasan dalam pelaksanaan reformasi pendidikan. Pergeseran paradigma proses pendidikan, yaitu dari paradigma pengajaran ke paradigma pembelajaran. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan guru dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Proses pembelajaran perlu direncanakan, dilaksanakan, agar efektif dan efisien.[13]
Sesuai dengan amanat Peraturan Pemerintah Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan salah satu standar yang harus dikembangkan adalah standar proses. Standar proses meliputi perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan proses pembelajaran, penilaian hasil pembelajaran, dan pengawasan proses pembelajaran untuk terlaksananya proses pembelajaran yang efektif dan efisien. Sumber: Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007. Implementasi sistem informasi BIOSMK di sekolah merupakan upaya yang sudah seharusnya dilakukan. Sesuai dengan standar isi pendidikan yaitu sistem informasi manajemen pendidikan (SIM) BIOSMK untuk mendukung proses manajemen pendidikan. Pimpinan sebuah lembaga pendidikan (kepala sekolah) pada dasarnya adalah pengolah informasi. Seorang pimpinan harus memiliki kapabilitas untuk memperoleh, menyimpan, mengolah, mengambil kembali, serta menyajikan informasi sebagai bahan dalam proses pengambilan keputusan bidang pendidikan yang dapat dipertanggung jawabankan secara moral.
Menurut Kenneth Promozic dalam gelombang inovasi teknologi  di bagi  dalam beberapa tahapan yaitu:
1.    Reducing cost 
Pertimbangan dalam tahapan ini, teknologi informasi dikaitkan dengan urusan administratif yang bertujuan mengurangi biaya. Contohnya penggunaan komputer sebagai pengganti mesin tik. Komputer jauh lebih unggul dibandingkan dengan mesin tik ditinjau dari kecepatan, kerapian, penggunaan kertas, dan sebagainya. Selain itu juga komputer dapat menyimpan data dalam bentuk softcopy yang lebih tahan lama dibandingkan kertas secara fisik. Perusahaan menitikberatkan pada perspektif efisiensi (cheaper, faster, and better) dalam aktivitas sehari-hari.
2.    Leveraging Investment:
Tahapan kedua, teknologi informasi dipandang sebagai aset yang menguntungkan dibandingkan dengan teknologi serupa atau dengan kata lain memiliki value added Perbandingan ini diukur dari segi keuangan, misalkan pengiriman surat dengan email  jauh lebih murah dibandingkan dengan pengiriman surat secara manual yang membutuhkan waktu lebih lama dan mahal atau  sama halnya dengan komunikasi menggunakan telephone untuk interlokal atau internasional jauhh lebih mahal jika dibandingkan berkomunikasi melalui chatting atau internet (VOIP).
3.    Enhancing products and services
Tahapan ketiga terjadi ketika sebuah teknologi dapat memberikan kontribusi signifikan dalam proses penciptaan produk dan jasa, sehingga menambah nilai dan kualitas dari produk dan jasa yang ditawarkan. Ukuran yang sering digunakan adalah perubahan dalam  market share. Sebagai contoh adanya dengan adanya call center secara online bagi para pelanggan yang ingin menyampaikan komplain atau menanyakan informasi tentang produk dan jasa yang ditawarkan. Fasilitas ini tentu saja menjadi faktor penentu ketika para pelanggan membeli produk dan jasa.
4.    Enhancing executive decision making:
Seiring dengan perkembangan perusahaan dan dinamika pasar, maka top manajemen  perusahaan membutuhkan pengambilan keputusan yang cepat dan berkualitas. Kecepatan proses pengolahan data menjadi informasi dan terakhir menjadiknowledge merupakan  faktor yang fundamental untuk tetap unggul di kancah persaingan. Oleh karenanya perusahaan mulai  menerapkan konsep manajemen modern untuk memperbaiki kinerja perusahaan  sepertibusiness process reengenering, balanced scorecard, six sigma, total quality management, dsb. Peranan teknologi infornasi disini sebagai enabler dimulai dari proses pengumpulan data, pengolahan, integrasi, pelaporan, analisa, dan sampai kepada pengambilan keputusan.
5.    Reaching the customer
Tahapan kelima teknologi informasi dipandang telah menjadi alat untuk mendapatkan pelanggan. Biasanya ini terjadi pada perusahaan penyedia jasa, teknologi informasi diekploitasi secara maksimal 24 jam x 7 hari dan menembus batas ruang  dan batas waktu (ubiquitous). Teknologi informasi  menjadi penghubung antara perusahaan dengan pelanggan, lihat saja internet banking, mobile banking, home shopping, e-consultancy, e-commerce, dsb
 Menurut Budi Sutedjo dalam Eti Rochaety bahwa gelombang teknologi informasi yang berbasis internet berkembang melalui beberapa tahapan sebagai berikut:
1.      Gelombang pertama, pemanfaatan TI difokuskan  untuk meningkatkan prouktivitas  dan memperkecil biaya.
2.      Gelombang kedua, TI difokuskan untuk meningkatkan efektivitas penggunaan peralatan komputer  melalui pembangunan jaringan komputer.
3.      Gelombang ketiga, TI difokuskan untuk menghasilkan keuntungan melalui pembangunan program sistem informasi.
4.      Gelombang keempat, TI difokuskan untuk membantu proses pengambilan keputusan dari data kualitatif.
5.    Gelombang kelima, TI difokusakan untuk meraih pelanggan (konsumen) melalui pengembangan jaringan internet.[14]
6.    Gelombang keenam, TI mengembangkan sistem jaringan tanpa kabel (wireless). Sistem tersebut dapat memungkinkan seseorang mengakses internet melalui komputer yang terhubung ketelepon seluler.[15]



III>>. PENUTUP
A. Kesimpulan       
1.    Bentuk implementasi sistem informasi manajemen pendidikan makin banyak dijumpai, selain seperti pada bisnis, perbankan, pemerintahan, ataupun perhotelan. Dalam dunia pendidikan (SIMDIK) pun sistem informasi manajemen serta teknologi informasi sangatlah mendukung untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dengan mengembangkan sistem informasi manajemennya agar mampu mengikuti perubahan zaman.
2.    Dampak implementasi sistem informasi manajemen pendidikan meiliki beberapa dampakyang signifikan, baik positif maupun negatif. Dampak positifnya adalah kinerja organisasi dengn tersedianya informasi yang dibutuhkan, secara cepat dan tepat, pekerjaan akan lebih efektif dan efisien.  Sedangkan dampak negatif terjadinya pengurangan tenaga kerja karena pekerjaan yang dulunya dikerjakan oleh manusia sudah tergantikan oleh teknologi informasi yang berkembang.
3.    Hasil implementasi (SIMDIK) tidak dapat dipungkiri bahwa teknologi informasi menjadi salah satu alat untuk meningkatkan efisiensi dalam aktivitas operasional lembaga pendidikan, bahkan untuk menjadi pilihan masyarakat saat ini, lembaga pendidikan harus memiliki seperangkat teknologi informasi yang memadai.
B. Implikasi
Dalam setiap langkah dan tindakan sudah seharunya kita sesuaikan deng­an pola hidup yang mampu beradaptasi di zaman yang modern seperti sekarang baik berteknologi maupun secara berbudaya, sudah seharunya kita sama-sama menjaga etika yang punya moral dan berbudaya.


DAFTAR PUSTAKA
B. Davis, Gordon. Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen,  Cet. IX; Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1998.
Hidayanto, Dwi Nugroho.  Pemikiran Pendidikan dari Filsafat ke Ruang Kelas Cet. III; Samarinda: Spirit Grafindo, 2011.
Muslim Sri Banun. Supervisi Pendidikan Meningkatkan Kualitas Profesionalisme Guru, Cet. II; Bandung: Alfabeta, 2010.
Nata, Abuddin. Manajemen Pendidikan Mengatasi Kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia, Cet. 4; Jakarta: Media Grafika, 2010.
Promozic, Kenneth. Online; http://jsofian.wordpress.com /2009/05/06/tahapan-gelombang-inovasi/. Diakses 26 November 2013.
Uno, Hamzah B. dan Nina Lamatenggo, Teknologi Komunikasi dan Informasi Pembelajaran Cet. II; Jakarta: Bumi Aksara, 2011.
Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Cet. IV; Jakarta: Sinar Grafika, 2011.
Rochaety, Eti, dkk. Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, Cet. I; Jakarta: Bumi Aksara, 2005.
Suhertian Piet A, Supervisi dan Peningkatan Mutu Pendidikan, Cet. I;Bandung: Alfabeta, 2011.
Terry, George R.  dalam Iqbal Hasan, Principles Of Management, Tc; T.t.t: T. P , 2002.
W. Sarwono, Sarlito. Psikologi Remaja , Cet. XIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2010.
Zilkifli Amsyah, Manajemen Sistem Informasi, Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001.




[1]Zilkifli Amsyah, Manajemen Sistem Informasi (Cet.III; Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001), h. 453.
[2]Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2009), h. 2.
[3]Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, h. 16.
[4]Republik Indonesia, Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Cet. IV; Jakarta: Sinar Grafika, 2011), h. 3.
[5]George R. Terry dalam Iqbal Hasan, Principles Of Management (Tc; T.t.t: T. P , 2002), h. 16.
[6]Sarlito W. Sarwono, Psikologi Remaja (Cet. XIII; Jakarta: Raja Grafindo, 2010), h. 139.
[7]Gordon B. Davis, Kerangka Dasar Sistem Informasi Manajemen (Cet. IX; Jakarta: Pustaka Binaman Pressindo, 1998), h. xiii.
[8]Dwi Nugroho Hidayanto, Pemikiran Pendidikan dari Filsafat ke Ruang Kelas (Cet. III; Samarinda: Spirit Grafindo, 2011), h. 91.
[9]Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, h. 74.
[10]Eti Rochaety, dkk., Sistem Informasi Manajemen Pendidikan, h. 75-76.

[12]Eti Rochaety, dkk., Sistem Iformasi manajemen Pendidikan, h. 17.
[13]Kenneth Promozic, Online; http://www.jsofian.wordpress.com /2009/05/06/tahapan-gelombang-inovasi.
[14]Kenneth Promozic, Online; http://www.jsofian.wordpress.com /2009/05/06/tahapan-gelombang-inovasi.
[15] Eti Rochaety, dkk., Sistem Iformasi manajemen Pendidikan, h. 74.

5 komentar: